Senin, 27 April 2015

KOMUNIKASI INTERNASIONAL DALAM KONFERENSI ASIA AFRIKA

Berakhirnya Perang Dunia I membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk memperoleh kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping itu juga ditandai dengan munculnya dua kekuatan ideologis, politis, dan militer termasuk pengembangan senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama dan solidaritas antarbangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Sebagai cetusan rasa setia kawan dan sebagai usaha untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya. Tujuan diadakannya KKA adalah sebagai berikut:
  • memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
  • memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;
  •  memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
  •  bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
  • membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
Proses Komunikasi Antarnegara dalam Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika membicarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama negara-negara di Asia dan Afrika, terutama kerja sama ekonomi dan kebudayaan, serta masalah kolonialisme dan perdamaian dunia. Kerja sama ekonomi dalam lingkungan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dilakukan dengan saling memberikan bantuan teknik dan tenaga ahli. Konferensi tersebut berpendapat bahwa negara-negara di Asia dan Afrika perlu memperluas perdagangan dan pertukaran delegasi dagang. Dalam konferensi tersebut ditegaskan juga pentingnya masalah perhubungan antarnegara karena kelancaran perhubungan dapat memajukan ekonomi. Konferensi juga menyetujui penggunaan beberapa organisasi internasional yang telah ada untuk memajukan ekonomi.
Tahun ini, KAA baru saja diselenggarakan di Kota Bandung, tepatnya pada tanggal 23 April 2015 kemarin. Konferensi Asia Afrika tahun 1955 menjadi tonggak penting dalam sejarah bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Para delegasi yang berasal dari 29 negara peserta konferensi berkumpul di Bandung, Indonesia untuk membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan ekonomi disaat banyak masalah muncul di berbagai belahan dunia. Peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika ini bertujuan untuk menjembatani negara-negara Asia dan Afrika mewujudkan kemitraan lebih erat dan menjadi sarana berbagi pengalaman dalam meningkatkan pembangunan ekonomi. Forum ini juga menjadi kesempatan untuk membahas solusi dan cara mengatasi tantangan bersama melalui penguatan kerja sama Selatan-Selatan.
Pada pelaksanaan KKA kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kunci sekaligus meresmikan pembukaan Forum Komunikasi Bisnis Asia-Afrika (AABS), di Jakarta Convention Center (JCC). Penyelenggaraan AABS 2015 juga turut menampilkan pembicara kunci lainnya, yaitu Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dan Perdana Menteri India Narendra Modi. Pembicara lainnya adalah para CEO dari negara-negara Afrika dan Asia, di antaranya CEO Alibaba Group Jack Ma dari Tiongkok, Sri Dato Tahir (Mayapada Grup), Franky Oesman Widjaja (Sinar Mas Grup), Hidayat Nyakman (Petrokimia Gresik), dan Chairul Tanjung (Para Group).
Kegiatan bertema “Revitalization of Asia Africa Partnership for Progress and Prosperity” diharapkan dapat mendorong kerja sama selatan-selatan, khususnya di bidang perdagangan dan investasi. Pertemuan itu juga akan mendeklarasikan pembentukan Asia-Africa Business Council yang diwakili para pemimpin delegasi negara-negara peserta, yang dilanjutkan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kadin Indonesia dan China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT).
Parlemen memiliki peran penting dalam mewujudkan demokrasi di negara-negara Asia-Afrika. Selama ini, kerjasama antarpemerintah di negara-negara Asia-Afrika sudah cukup baik. Namun, diperlukan dukungan parlemen untuk meningkatkan kerja sama tersebut. Demi mewujudkan hal tersebut, perlu adanya peningkatan kemitraan strategis antarparlemen Asia Afrika. Perlu dibangun komunikasi efektif antardua benua, antarparlemen Asia-Afrika. Oleh karena itu, pada peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika ini, pemerintah berinisiatif membentuk Asian African Parliamentary Group. Banyak pekerjaan rumah yang belum selesai sejak KAA pertama kali terbentuk di Bandung, Jawa Barat, 60 tahun lalu. Pekerjaan rumah itu diantaranya menciptakan kesejahteraan, perdamaian serta mewujudkan stabilitas keamanan negara Asia-Afrika. KAA kali ini tidak hanya akan membahas mengenai sejumlah pekerjaan rumah yang belum selesai, tetapi juga mencari solusi bagi sejumlah persoalan lain seperti pembangunan berkelanjutan, pengentasan kemiskinan, peningkatan kesehatan dan konservasi lingkungan hidup. Pembahasannya juga terkait dengan perubahan iklim yang tidak lagi dibicarakan di lingkungan terbatas dan aktivis, tetapi juga mendapat perhatian khusus kedua benua.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terjadi proses komunikasi internasional dalam Konferensi Asia Afrika. Hal ini dibuktikan dengan telah diresmikannya Forum Komunikasi Bisnis Asia-Afrika (AABS) dan rencana untuk membuat Asian African Parliamentary Group. Bahkan salah satu hasil KAA kemarin adalah akan didirikannya kedutaan besar Ethiopia di Indonesia yang semula belum ada. Berbagai manfaat seperti meningkatnya kesejahteraan perdamaian dan stabilitas keamanan negara serta terlaksananya kemitraan yang lebih erat sehingga menjadi sarana berbagi pengalaman dalam meningkatkan pembangunan ekonomi tercipta berkat dilaksanakannya KKA. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi internasional sangat dibutuhkan dan memegang peranan yang penting dalam kegiatan suatu negara terutama dalam hal berhubungan dengan negara lain demi mempererat hubungan dan meningkatkan kesejahteraan serta membantu terlaksananya program di negara-negara tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar