Kamis, 06 Maret 2014

KOMUNIKASI INTERPERSONAL



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Komunikasi ada di mana-mana, bisa di rumah ketika berkumpul bersama di ruang keluarga, di kampus ketika membicarakan tugas kelompok, di masjid ketika khutbah Jumat, di kantor ketika manager memberikan tugas dan di manapun di belahan dunia ini. Ada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa 70 % waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi. Dengan komunikasi kita menciptakan hal-hal positif di sekitar kita. Yaitu membentuk rasa saling pengertian menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan dan melestarikan peradaban. Namun dengan komunikasi juga menciptakan hal-hal negatif di sekitar kita. Misalnya menyuburkan perpecahan, menumbuhkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan hingga menghambat pemikiran.
Salah satu tatanan komunikasi adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal membutuhkan keterampilan dalam mengkomunikasikannya. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis ingin menyajikan mengenai seberapa pentingnya interpersonal skill dalam komunikasi.

B.      Rumusan Masalah
            a. Apakah definisi komunikasi?
            b. Apakah definisi, komponen, dan klasifikasi komunikasi interpersonal?
            c. Seperti apakah hubungan interpersonal yang efektif?
            d. Seberapa kuatkah pengaruh komunikasi interpersonal?
e. Seberapa pentingkah keterampilan interpersonal (interpersonal skill) dalam    
    komunikasi?

C.     Tujuan
a.    Untuk memahami definisi komunikasi
b.   Untuk mengetahui definisi, komponen, dan klasifikasi komunikasi interpersonal
c.    Untuk mengetahui hubungan interpersonal yang efektif
d.   Untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal
e.    Untuk mengetahui pentingnya keterampilan interpersonal (interpersonal skill) dalam komunikasi
D.     Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini antara lain:
a.        Dapat memahami pengertian definisi komunikasi
b.        Dapat mengetahui definisi, komponen, dan klasifikasi komunikasi interpersonal
      c.        Dapat mengetahui hubungan interpersonal yang efektif
      d.        Dapat mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal
      e.        Dapat mengetahui pentingnya keterampilan interpersonal (interpersonal skill) dalam komunikasi




  

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Komunikasi
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat juga meliputi pertukaran informasi antara manusia dan mesin. Komunikasi merupakan suatu proses yang vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan bagi efektivitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manajemen konflik, serta proses-proses organisasi lainnya. Studi-studi tentang perilaku manajerial menunjukkan bahwa bagian terbesar waktu manajer dalam kerja digunakan untuk komunikasi dengan orang lain (Burns, 1954; Kelly, 1964).

B.      Komunikasi Interpersonal
1.       Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book”. (Devito, 1989 : 4) sebagai:
“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”.
(the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback).


2.       Komponen Komunikasi Interpersonal
Setiap kali episode komunikasi terjadi, terdapat beberapa komponen, yaitu:
1.        Komunikator
2.        Pesan (message)
3.        Encode
4.        Bahasa
5.        Penerima pesan (recipients)
6.        Decode
Prosesnya adalah sebagai berikut:
Terdapat seorang komunikator yang ingin menyampaikan pesannya (message). Pesan tersebut diekspresikan (encoded) melalui berbagai lambang dalam bahasa. Bahasa tersebut mungkin berupa simbol kata-kata, simbol-simbol matematik, diagram, sentuhan dan seterusnya. Pesan disampaikan melalui perantaraan. Berbagai media komunikasi digunakan dalam organisasi meliputi: percakapan tatap muka, percakapan telepon, memo-memo tertulis, sistem alamat umum, dewan bulletin serta banyak media lainnya. Terdapat satu atau lebih penerima pesan (recipients). Bilamana seorang penerima menerima pesan, maka pesannya ditafsirkan (decoded).
3.       Klasifikasi Komunikasi Interpersonal
Redding mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.
a.       Interaksi intim
Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, pasangan yang sudah menikah, anggota famili, dan orang-orang yang mempunyai ikatan emosional yang kuat. Kekuatan dari hubungan menentukan iklim interaksi yang terjadi. Di dalam organisasi, hubungan ini dikembangkan dalam sistem komunikasi informal. Misalnya, hubungan yang terlibat di antara kedua orang teman baik dalam organisasi, yang mempunyai interaksi interpersonal mungkin di luar peranan dan fungsinya dalam organisasi.

b.      Percakapan sosial
Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana dengan sedikit berbicara. Percakapan biasanya tidak begitu terlibat secara mendalam. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Jika dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti famili, sport, isu politik, ini adalah merupakan contoh percakapan sosial.

c.       Interogasi atau pemeriksaan
Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi daripada yang lain. Misalnya seorang pengacara memeriksa seorang saksi atau seorang pelaksana hukum menanyai seorang tersangka. Perdebatan dan pertengkaran secara verbal adalah bentuk interogasi di mana kedua pihak menuntut satu sama lain dan kontrol sebentar-bentar bertukar. Pertengkaran verbal sering ditandai dengan isu benar atau salah. Debat diatur oleh sejumlah aturan dan umumnya lebih formal daripada perkelahian. Meskipun bentuk komunikasi ini tidaklah selalu diingini tetapi ada dalam organisasi. Misalnya bila seseorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi untuk kepentingan pribadinya biasanya karyawan tersebut diinterogasi oleh atasannya untuk mengetahui benar atau tidaknya tuduhan itu.

d.      Wawancara
Wawancara adalah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Salah seorang mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi dan yang lainnya mendengarkan dengan baik kemudian memberikan jawaban yang dikehendaki sampai tujuan wawancara tercapai. Misalnya, seorang dosen penasehat akademis mewawancarai mahasiswa yang dibimbingnya untuk mendapatkan informasi yang lebih jauh mengenai mahasiswa tersebut.

C.     Hubungan Interpersonal yang Efektif
Mc.Crosky, Larson dan Knapp dalam bukunya “An Introduction to Interpersonal Communication” mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap situasi. Ketiga pengarang tersebut memilih istilah “ketepatan yang lebih besar” (greater accuracy) daripada “ketepatan yang menyeluruh” (total accuracy), karena memperoleh ketepatan 100% antara komunikator dan komunikan tidaklah mungkin, dan tidak akan pernah terjadi. Total accuracy dalam komunikasi menghendaki komunikator dan komunikan mempunyai pengalaman yang benar-benar sama dalam semua hal yang dibicarakan. Hanya kalau demikianlah, mereka akan mempunyai pengertian yang benar-benar sama mengenai suatu pesan; dan hanya jika demikianlah mereka akan mempunyai ketepatan yang menyeluruh, pengertian yang menyeluruh atau komunikasi yang sempurna. Selama orang-orang berbeda tidak akan pernah bisa membangkitkan idea yang benar-benar sama dalam benak komunikan sebagai yang dikontribusikan dalam benak komunikator.
Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan berada dalam keadaan homophily. Homophily adalah sebuah istilah yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifatnya (attribute), seperti kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Homophily terjadi karena orang-orang yang sama lebih mungkin termasuk kelompok yang sama, berdiam lebih berdekatan satu sama lain, dan tertarik oleh kepentingan yang sama. Hal ini berdasarkan penelitian Homans. Dia berpendapat bahwa lebih dekat kesamaannya sejumlah orang dalam tingkatan sosial, lebih sering mereka berinteraksi satu sama lain.
Menurut Roger, hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak memenuhi kondisi berikut:
a.        Bertemu satu sama lain secara personal.
b.        Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti.
c.        Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan.
d.        Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain.
e.        Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.
f.         Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain.

Pace dan Boren (1973) mengusulkan cara-cara untuk menyempurnakan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal cenderung menjadi sempurna bila kedua belah pihak mengenal standar berikut.
a.        Mengembangkan suatu pertemuan personal yang langsung satu sama lain mengkomunikasikan perasaan secara langsung.
b.        Mengkomunikasikan suatu pemahaman empati secara tepat dengan pribadi orang lain melalui keterbukaan diri.
c.        Mengkomunikasikan suatu kehangatan, pemahaman yang positif mengenai orang lain dengan gaya mendengarkan dan berespons.
d.        Mengkomunikasikan keaslian dan penerimaan satu sama lain dengan ekspresi penerimaan secara verbal dan nonverbal.
e.        Berkomunikasi dengan ramah tamah, wajar, menghargai secara positif satu sama lain melalui respons yang tidak bersifat menilai.
f.         Mengkomunikasikan satu keterbukaan dan iklim yang mendukung melalui konfrontasi yang bersifat membangun.
g.        Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan arti dengan negosiasi arti dan memberikan respons yang relevan.

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh ketiga ahli di atas terdapat satu kesamaan yaitu iklim yang mendukung harus ada agar hubungan interpersonal dapat dijaga dan disempurnakan. Yang dimaksud lingkungan yang mendukung menurut Liker adalah apabila atasan mereka menurut persepsi bawahannya sebagai berikut; Mendukung, ramah tamah, bersifat membantu, baik dan tegas, tidak pernah mengancam, memperhatikan sungguh-sungguh keadaan bawahannya dan berusaha keras memperlakukan orang secara sensitif dan penuh pertimbangan, berusaha keras melayani perhatian yang baik dari karyawannya, menunjukkan kepercayaan dan memotivasi bawahannya. Sedangkan menurut Jack Gibb iklim yang mendukung bila mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.        Menguraikan sesuatu apa adanya.
Tidak ada berpraduga, menanyakan pertanyaan untuk informasi, mengemukakan perasaan, kejadian, persepsi atau proses tanpa menyatakan secara tidak langsung perubahan kepada penerima.
b.        Berorientasi kepada masalah.
Menentukan masalah bersama dan mencari penyelesaiannya tanpa menghambat tujuan penerima, keputusan dan kemajuan.
c.        Spontan.
Bebas dari tipuan, tidak mempunyai motif yang tersembunyi, jujur dan lurus.
d.        Kesamaan.
Saling percaya dan menghargai, terlibat dalam pembuatan perencanaan tanpa mempengaruhi kekuasaan, status atau penampilan.
e.        Empati.
Menghargai pendengar, mengidentifikasi saling berbagi dan menerima masalahnya, perasaan dan nilai-nilai.
f.         Bersifat sementara.
Ingin melakukan percobaan dengan tingkah laku sendiri, sikap dan ide-ide.

D.     Kekuatan Pengaruh Komunikasi Interpersonal
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah sebagai berikut:
Komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka (face-to-face) sehingga terjadilah kontak pribadi (personal contact): pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika komunikator menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback); komunikator mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang komunikator lontarkan, ekspresi wajah komunikator dan gaya bicara komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya tanggapan komunikan itu menyenangkan komunikator, komunikator sudah tentu akan mempertahankan gaya komunikasinya; sebaliknya jika tanggapan komunikan negatif, komunikator harus mengubah gaya komunikasi sampai komunikasi berhasil.
            Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan maka bentuk komunikasi antarpribadi acapkali dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu teknik komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan atau rayuan. Tetapi komunikasi persuasif antarpribadi seperti itu hanya digunakan kepada komunikan yang potensial saja, artinya tokoh yang mempunyai jajaran dengan pengikutnya atau anak buahnya dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga apabila ia berhasil diubah sikapnya atau ideloginya, maka seluruh jajaran mengikutinya.

E.      Keterampilan Interpersonal (Interpersonal Skill) dan Komunikasi
Keterampilan interpersonal mengacu pada mental dan komunikatif yang diterapkan selama komunikasi sosial dan interaksi untuk mencapai efek-efek tertentu atau hasil. Istilah "interpersonal skill" yang sering digunakan dalam konteks bisnis adalah untuk merujuk pada mengukur kemampuan seseorang untuk beroperasi dalam bisnis organisasi melalui komunikasi dan interaksi sosial. Keterampilan interpersonal adalah bagaimana orang berhubungan satu sama lain.
Mereka yang piawai dalam keterampilan interpersonal biasanya dicirikan oleh kemampuannya dalam mengarahkan, memotivasi, dan bekerjasama secara efektif dengan orang lain. Selain  itu mampu memahami pemikiran orang lain dengan jelas. Semuanya berbasis pada kesadaran diri. Jadi orang seperti itu, sebelum mampu memahami orang lain, seharusnya mampu memahami dirinya, perasaannya, keyakinannya, nilai pribadinya, sikap, persepsi tentang lingkungan, dan motivasi untuk memperoleh sesuatu yang patut dikerjakannya. Hal demikian membantunya untuk menerima kenyataan bahwa tiap orang adalah berbeda dalam hal ketrampilan dan kemampuan, keyakinan, nilai, dan keinginannya.
Keterampilan interpersonal dan komunikasi berhubungan erat satu sama lain. Keduanya saling mendorong dalam peningkatan kinerja seorang profesional, di bagian apapun tempatnya atau posisi apapun yang dipegangnya. Keterampilan interpersonal sangat dibutuhkan dalam komunikasi untuk membina hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal yang baik akan memudahkan penyelesaian tugas sehari-hari terlebih tugas dalam teamwork. Akan sulit membangun teamwork yang tangguh bila keterampilan interpersonal dan komunikasi ini tidak dimiliki oleh salah seorang anggotanya, karena dalam teamwork dibutuhkan kerjasama dan kekompakan antar anggota. Dengan kata lain seseorang yang tidak memiliki keterampilan interpersonal dalam komunikasi akan sulit bekerja dalam satu kelompok kerja secara baik. Akibatnya tugas tidak akan terselesaikan tepat waktu dan hasilnya kurang optimal.
Di sisi lain kemampuan interpersonal dan komunikasi akan tercermin dari penampilan sehari-hari seseorang dan perkembangan karirnya. Hardjana (2003) mengatakan dari kepribadian seseorang, ada dua hal utama yang mempengaruhi  mutu komunikasi interpersonal yaitu:
a.        Sikap terhadap orang yang berkomunikasi 
1.        Menerima mereka apa adanya
2.        Menghargai keunikan mereka, peran hidup yang mereka pegang dan   laksanakan. 
3.        Menghormati mereka sebagai pribadi dan bukan menghina atas dasar   ideologi, keyakinan, kepercayaan, dan agama.
4.        Memperlakukan mereka sebagai pribadi yang mempunyai tujuan sendiri dan tidak memperlakukan mereka sebagai alat untuk mencapai apapun, atau   objek untuk dipermainkan sesuka hati.
b.  Sikap terhadap diri sendiri
1)  Gambaran diri (self-image) kita
2)  Penilaian diri (self-evaluation)
3)  Setiap orang mempunyai cita-cita diri (self-ideal).
Sebagai ilustrasi, umumnya dipahami bahwa berkomunikasi adalah menghormati orang lain atau jika telah profesional dalam berkomunikasi akan memungkinkan untuk mengurangi konflik dan meningkatkan partisipasi atau bantuan dalam memperoleh informasi atau menyelesaikan tugas. Misalnya, untuk mengganggu seseorang yang sedang sibuk dengan tugas untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan segera, disarankan menggunakan pendekatan hormat dengan bahasa seperti, "Maaf, apakah Anda sibuk? Aku punya masalah mendesak untuk mendiskusikan dengan Anda jika Anda memiliki waktu saat ini. " Hal ini memungkinkan penerima profesional untuk membuat penilaian sendiri tentang pentingnya tugas mereka saat ini versus memasuki diskusi dengan rekan mereka. Meskipun umumnya dipahami bahwa menyela seseorang dengan permintaan "mendesak" akan sering mengambil prioritas, yang memungkinkan penerima mengutamakan permintaan tersebut dan setuju untuk mendiskusikan masalah tersebut sehingga kemungkinan akan menghasilkan interaksi kualitas yang lebih tinggi.
Memiliki kemampuan interpersonal yang positif akan meningkatkan produktivitas dalam organisasi karena jumlah konflik berkurang. Dalam situasi informal, memungkinkan komunikasi menjadi mudah dan nyaman. Orang dengan kemampuan interpersonal yang baik umumnya dapat mengendalikan perasaan yang muncul dalam situasi sulit dan dapat menentukan jawaban yang benar, bukannya kewalahan oleh emosi.






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1.       Komunikasi adalah penyampaian informasi antara dua orang atau lebih.
2.       Komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
3.       Setiap kali episode komunikasi terjadi, terdapat beberapa komponen, yaitu: komunikator, pesan (message), encode, bahasa, penerima pesan (recipients), dan decode.
4.       Klasifikasi komunikasi interpersonal yaitu interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan, dan wawancara.
5.       Komunikasi interpersonal sangat kuat pengaruhnya karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan.
6.       Interpersonal skill dalam komunikasi sangat penting karena keduanya saling mendorong dalam peningkatan kinerja seseorang. Keterampilan interpersonal sangat dibutuhkan dalam komunikasi untuk membina hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal yang baik akan memudahkan penyelesaian tugas sehari-hari terlebih tugas dalam teamwork. Seseorang yang tidak memiliki keterampilan interpersonal dalam komunikasi akan sulit bekerja dalam satu kelompok kerja secara baik.

0 komentar:

Posting Komentar