Pada
era teknologi dan komunikasi masa kini, kita tetap tak bisa terlepas dari studi
budaya. Hal ini dikarenakan teknologi dan budaya memiliki hubungan dan saling
terkait satu sama lain. Namun, sebelum membahas lebih panjang mengenai kaitan antara
teknologi dan budaya, ada baiknya terlebih dahulu kita memahami mengenai studi
budaya. Apakah studi budaya itu?
Studi budaya atau culture study adalah ilmu
yang melihat sesuatu atau realitas. Hal ini berkaitan dengan karakteristik
ilmuwan dalam melihat suatu realitas. Ciri khas seorang ilmuwan dalam melihat
suatu realitas antar lain selalu melihat sesuatu tidak hanya pada sesuatu itu
sendiri melainkan sesuatu tersebut harus senantiasa berkaitan dengan sesuatu
yang lain, kemudian seorang ilmuwan juga tidak hanya menggambarkan sesuatu
secara detail melainkan juga menghubungkannya dengan sesuatu yang lain. Kajian budaya
sulit didefinisikan, karena kajian budaya tidak termasuk dalam disiplin ilmu
manapun. Oleh karena itulah dalam kondisi seperti ini seorang peneliti tidak
boleh memiliki pemikiran yang terkotak-kotak. Dia dituntut tidak hanya
menggambarkan sesuatu, melainkan juga menghubungkan hal tersebut dengan sesuatu
yang lain.
Dalam
studi budaya, tidak ada sesuatu yang benar atau salah, tetapi hanya
mencermati fenomena yang ada. Studi budaya
lebih seperti seni daripada ilmu. Studi budaya memiliki ciri khas, yaitu
mengenai bagaimana pengalaman seseorang menggunakan teknologi. Hal ini
dikarenakan kebudayaan dan teknologi tidak bisa dipisahkan. Teknologi baru
(termasuk komunikasi baru dan teknologi informasi seperti satelit, kabel,
siaran digital, internet, World Wide Web) kini benar-benar dianggap sebagai revolusioner,
seolah-olah mampu mengubah dan melakukan segalanya. Menanggapi hal ini, studi
budaya dirasa sangat cocok untuk mengungkapkan dan mengkritisi kecenderungan
seperti ini serta menempatkannya sebagai alternatif dalam memahami dan
membentuk hubungan antara teknologi dan budaya.
Seringkali
pertanyaan-pertanyaan muncul, seperti apakah teknologi yang mendorong
terjadinya perubahan budaya? Lalu pada penggunaan teknologi, apakah kita sudah
tergantung pada teknologi dan menjadi budak dari mesin kita sendiri? Pada dasarnya
teknologi bersifat netral. Mengenai dampak yang ditimbulkannya ditentukan
semata-mata oleh penggunaannya. Teknologi hadir sebagai sosok yang menguatkan,
sehingga menghasilkan cara berpikir yang baru. Selain itu, terdapat pula kaitan
antara teknologi komputer dengan bidang sosial dan ekonomi. Dalam bidang sosial
dan ekonomi, mereka yang memiliki pikiran lambat laun akan terpengaruh,
kemudian pengalaman dalam penggunaan komputer dan teknologi lainnya akan
mengubah karakter mereka.
Teknologi dan budaya merupakan fenomena yang
terpisah. Masalah teoritisnya yaitu saat menemukan cara untuk memahami peran
teknologi, karena harus kita akui bahwa teknologi sudah merupakan bagian dari
budaya, bukan merupakan penyebab atau efek yang ditimbulkan dari budaya. Untuk itulah,
manusia memiliki sebuah tantangan terhadap penggunaan teknologi agar teknologi
itu efektif sesuai dengan kebutuhan kita dan tidak menimbulkan dampak pada
budaya. Hal ini juga didukung dengan kenyataan bahwa studi budaya dirasa
terlambat dalam mempelajari kaitannya dengan teknologi sehingga kurang cermat
dalam mengatasi dampat dari adanya teknologi baru.
Persoalan
identitas selalu menjadi pusat dari pembelajaran kebudayaan, hal ini
dikarenakan identitas seseorang merupakan sesuatu yang penting dan melekat
dengan identitas kebudayaannya. Hubungan antara kelas, kebudayaan, dan
identitas adalah hasil dari perjuangan; mereka tidak mengalami artikulasi
berulang dengan pekerjaan. Hal ini, lagi, tidak berkait. Individu dan kelompok
membangun identitas mereka mendalam dan melawan struktur tak seimbang dari
kekuatan. Identitas agaknya adalah produk hubungan sosial dan pengalaman. Identitas
tentu berhubungan dengan penggunaan teknologi. Topik-topik yang erat kaitannya
dengan hal ini yaitu politik, yang secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan identitas. Hadirnya teknologi membuat identitas manusia
menjadi terkotak-kotak, teknologi tidak hanya memberikan semua yang manusia
butuhkan, melainkan juga menjadikan identitas antar manusia tersebut identitas,
hal inilah yang kemudian memicu terjadinya bias identitas. Bukan hanya dalam
hal politik yang bisa menyangkut soal identitas, dalam hal gender pun demikian.
Dengan adanya teknologi, turut memicu terjadinya bias gender. Pengguna teknologi
bisa dengan bebas menggunakan dan memalsukan identitas gender mereka, wanita
bisa menjadi pria, begitu pun sebaliknya. Fenomena ini ditakutkan akan
menimbulkan dugaan penghapusan ras di dunia maya seperti gender, kelas, kemampuan, dan
sebagainya. Makna
kiasan 'tidak ada ras
di dunia maya' tidak hanya dijadikan acuan pada wacana tentang internet, tetapi juga dibangun ke dalam arsitektur dari sistem itu sendiri. Penghilangan ras akan mendukung munculnya budaya baru yang dominan, yaitu
budaya putih. Hal ini disebabkan ketika
ras seseorang tidak
disebutkan, asumsi dasarnya
adalah bahwa mereka memiliki kesamaan
yaitu budaya putih karena mereka
dianggap tidak memiliki budaya tertentu.
Perhatian
yang lebih baru dari kajian budaya
yaitu mengenai dampak yang ditimbulkannya pada ruang sosial. Ketika masalah
ini diterapkan pada kaitannya dengan teknologi, itu berarti bahwa teknologi sosial atau dampak
terhadap masyarakat ditentukan secara
sosial. Salah satu pendekatan untuk melihat teknologi ini telah
melalui perhubungan waktu, ruang,
lisan dan keaksaraan. Pendekatan umum meneliti bagaimana karakteristik teknologi komunikasi membentuk pengalaman pengguna
dan bahkan mencetak masyarakat itu sendiri. Teknologi komunikasi memiliki bias tidak hanya terhadap sentralisasi
atau desentralisasi, tetapi lebih krusial menuju
ruang atau waktu.
Ada sebuah tekanan kebutuhan dalam kajian budaya
untuk menghubungkan pemahaman teoritis ini dengan praktek pembuatan keputusan,
dengan, contohnya, keputusan mengenai teknologi media yang baru. Adanya
kebutuhan untuk mempertimbangkan aspek agensi, politik dan ruang untuk
rancangan, implementasi dan penggunaan media baru.
Manusia perlu mempelajari dampak dari teknologi
terhadap budaya agar dapat meminimalis dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.
Kita diperintahkan untuk merespon dengan tanggung jawab dengan cara yang kajian
budaya belum tentukan bagaimana melakukannya. Teknologi bukanlah yang memberikan
segalanya, teknologi bukan pula tidak memiliki apa-apa, namun sejatinya teknologi
hadir untuk menguatkan apa yang telah ada di masyarakat.
Terima kasih mbak, postingannya sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas teknokom
BalasHapus