Selasa, 01 April 2014

INTERNET DAN PARTISIPASI MASYARAKAT



Internet benar-benar sudah menjadi candu bagi masyarakat Indonesia saat ini. Berbagai aspek kehidupan kini tak luput dari penggunaan internet sebagai media penunjangnya. Begitupun halnya dalam aspek politik. Sekarang ini, internet sudah memiliki pengaruh yang cukup signifikan di kehidupan masyarakat. Hal ini tentu saja mengakibatkan berbagai dampak, yaitu dampak positif dan dampak negatif.

Internet memang memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses segala informasi yang berhubungan dengan bidang politik. Selain mudah, informasi tersebut juga diperoleh secara cepat dan tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Contoh yang paling sederhana, tahun ini adalah tahun politik. Berbagai media baik media cetak maupun media elektronik, ramai memberitakan segala persoalan yang berhubungan dengan partai politik dan para tokoh yang mencalonkan diri sebagai kandidat di pemilihan umum mendatang, baik pemilihan umum tingkat legislatif maupun pemilihan umum presiden dan wakil presiden. Dengan adanya internet, masyarakat dipermudah untuk mengakses informasi yang disebarkan oleh media, khususnya di media online. Masyarakat bisa mencari berita seputar pemilihan umum mendatang, bagi masyarakat muda yang baru pertama kali mengikuti pemilihan umum dapat mengakses tata cara mengikuti pemilihan umum beserta persyaratan-persyaratannya, bahkan masyarakat juga bisa mengakses informasi seputar partai-partai politik yang akan mencalonkan diri pada pemilihan umum mendatang beserta profil dan visi misinya serta tilas balik perjalanan hidupnya sehingga masyarakat dapat memikirkan dengan matang baik buruknya partai tersebut dan memberi penilaian tentang partai tersebut. Selain itu, pengaruh internet dilihat dari banyaknya viewers dan komentar pada setiap berita di media online yang memposting berita bertemakan politik, bahkan seringkali masyarakat juga ikut terlibat dalam debat online mengenai suatu kasus atau isu politik yang sedang hangat diberitakan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung banyak masyarakat yang aktif mencari informasi dan berita seputar pemilu lewat media online. Namun, sangat disayangkan terkadang komentar dari para viewers lebih terkesan seperti komentar “sampah” daripada sebuah penilaian terhadap tokoh pada berita di media tersebut. Bahkan terkadang banyak kata-kata yang tidak sopan atau seperti sebuah penghinaan terhadap tokoh yang sedang diberitakan. Seringkali, isi dari komentar-komentar tersebut justru tidak membahas isi berita yang sedang ditayangkan. Hal ini pun memberi kesan bahwa hanya kuantitas yang dikedepankan dari isi komentar-komentar di media online tersebut, bukan kualitas.
Masyarakat sekarang juga sudah mulai bisa dan pandai sehingga mereka bisa menilai mana partai yang hanya membuat pencitraan. Iklan-iklan dan kampanye di media online menjamur hampir disetiap laman beita di media online. Hal ini mulai membuat masyarakat bosan sehingga bukannya mereka simpatik terhadap partai politik tersebut, namun mereka justru menjadi malas mengikuti berita tentang partai-partai politik yang akan mencalonkan diri di pemilu besok.
Berbagai temuan ini agaknya mencerminkan bahwa internet tidak pasti memberikan perspektif optimis pada pada partisipasi politik, namun sebaliknya justru lebih memberikan perspektif pesimis.
Memang benar, dengan adanya internet aktivitas masyarakat dalam mencari berita politik di media online meningkat. Hal ini juga menjadikan pengetahuan masyarakat tentang politik bertambah. Namun, semua itu tidak menjamin masyarakat akan terlibat dan partisipasi politiknya meningkat. Jika hanya sekedar mengakses berita seputar politik atau aktif dalam debat politik di media online, itu bukanlah merupakan suatu partisipasi politik. Partisipasi politik setidaknya ditandai dengan turut sertanya masyarakat dalam pemilihan umum. Namun yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya. Bahkan dengan adanya internet, masyarakat justru sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya berdiam diri dirumah sambil menghadap komputer atau gadget mereka yang terkoneksi dengan internet. Interaksi langsung antar masyarakat pun berkurang karena mereka lebih asyik mengobrol dengan sesama pengguna internet lainnya. Bahkan dalam kasus yang lebih parah, masyarakat akan menjadi antisosial. Hal ini lah yang membuat mereka menjadi kurang peka terhadap lingkungan di sekitarnya sehingga tidak ikut terlibat dalam berbagai kegiatan-kegiatan politik secara langsung karena tingkat keaktivan masyarakat di lingkungan sosial sangat berpengaruh kepada tingkat partisipasi politik masyarakat. Tentu saja, masyarakat yang hanya berdiam diri dirumah karena terlalu asyik dengan internet memiliki tingkat partisipasi politik yang rendah dibandingkan dengan masyarakat yang aktif berhubungan langsung dengan masyarakat di lingkungan sekitarnya dan melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan bidang sosial dan politik.
Sebuah hasil riset mengatakan, dengan adanya internet tidak membuat partisipasi politik masyarakat meningkat. Memang, pengetahuan politik masyarakat meningkat karena dengan adanya internet banyak masyarakat yang mencari informasi-informasi seputar politik bahkan aktif dalam debat online yang membuat pengetahuan mereka tentang politik bertambah, namun ternyata hal ini tidak menjamin partisipasi aktivitas politik masyarakat juga meningkat. Masyarakat justru merasa bosan karena terus menerus disuguhi iklan-iklan politik yang menurut mereka hanya sebuah pencitraan dari tokoh politik tersebut dan bahkan ada sebagian masyarakat yang langsung memiliki pemikiran negatif tentang tokoh politik tersebut.
Untuk membuat partisipasi politik masyarakat bertambah yang dikarenakan internet, perlu adanya sosialisasi dari berbagai pihak mengenai cara pemanfaatan internet yang benar sebagai media penunjang aktivitas politik. Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak hanya menggunakan internet sebagai ajang berkomentar “sampah” namun juga memanfaatkannya secara maksimal untuk menambah pengetahuan politik yang bisa membuat masyarakat berfikir secara jernih untuk menentukan partai politik mana yang pantas mereka pilih pada pemilu mendatang. Jika hal itu bisa terwujud diharapkan tidak ada lagi golongan putih yang menghiasi pemilihan umum mendatang.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar