Jumat, 11 April 2014

MEDIA BARU DAN KELOMPOK KECIL



Teknologi agaknya telah menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan saat ini. Hampir semua aspek melibatkan teknologi baik sebagai media penunjang atau  media utamanya, termasuk dalam hal pekerjaan. Bahkan kini banyak kelompok-kelompok yang bermunculan dan terbentuk hingga melakukan pekerjaannya melalui teknologi.

 Terdapat berbagai perbedaan antara kelompok yang terbentuk secara tradisional dengan kelompok yang terbentuk melalui teknologi. Kelompok yang terbentuk melalui teknologi tentu memiliki konsep yang berbeda dengan kelompok yang terbentuk secara tradisional. Selain itu terdapat pula perbedaan-perbedaan lainnya. Kelompok yang terbentuk melalui teknologi memiliki anggota yang lebih anonym, hal ini mengakibatkan identitas dari anggota kelompok kurang memadai. Sedangkan  kelompok yang terbentuk secara tradisional lebih jelas dalam hal identitas. Kemudian kelompok yang terbentuk melalui teknologi memiliki hubungan interpersonal yang rendah karena mereka hanya berfokus pada penyelesaian tugas dan tidak terlalu banyak berinteraksi secara interpersonal. Kelompok ini juga sulit mendapatkan konsensus. Sedangkan kelompok yang terbentuk secara tradisional memiliki hubungan interpersonal yang lebih erat dan tetap menyelesaikan tugas bersama-sama dengan bertemu secara face to face. Namun, dari sekian banyak perbedaan tersebut, perbedaan yang paling mendasar yaitu terletak pada ukuran kelompok tersebut. Kelompok yang terbentuk secara tradisional memiliki jumlah anggota yang lebih kecil dibandingkan kelompok yang terbentuk melalui teknologi, yang bisa menampung jumlah anggota jauh lebih banyak.
Selain adanya media, internet juga menyebabkan adanya perbedaan antara kelompok yang terbentuk sebelum adanya internet dengan kelompok yang terbentuk setelah adanya internet. Sebelum adanya internet, orang-orang biasa mengirim informasi tentang pekerjaan melalui telepon, telegram, fax, dan lainnya. Atau pada situasi yang lebih penting, mereka harus bertemu langsung. Namun, dengan adanya internet orang tidak perlu lagi bertemu secara face to face untuk menyampaikan informasi atau data. Internet juga merubah struktur organisasi dari kelompok tersebut, struktur organisasinya tidak sejelas pada kelompok tradisional. Hal ini lagi-lagi berkaitan dengan karakteristik dan identitas dari anggota kelompok.
            Untuk membantu berkomunikasi dalam lingkungan kerja baik internal maupun eksternal, kelompok memiliki beberapa sistem penunjangnya antara lain GCSS, GISS, GXSS dan GPSS. GCSS merupakan supporting system yang membantu anggota kelompok untuk berinteraksi satu sama lain sehingga memiliki konseptualisasi dalam hal pengelolaan jadwal. Sistem ini juga membantu komunikasi antara anggota yang hadir bersama atau yang tidak, sehingga informasi bisa tetap didistribusikan secara geografis. GISS merupakan supporting system yang menyediakan berbagai informasi yang diperlukan oleh anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas. Anggota memiliki akses ke berbagai repositori informasi atau pengetahuan selain anggota kelompok lainnya. Repositori ini mencakup database, arsip, dan intranet. GXSS merupakan supporting system yang membantu anggota kelompok untuk berinteraksi dengan pihak luar kelompok seperti stakeholder dan lainnya. Extranets berfungsi sebagai infrastruktur yang terpadu untuk GXSS yang mencapai luar batas organisasi tradisional atau analog digital, perusahaan. Sedangkan GPSS merupakan supporting system yang mendukung fungsi kerja organisasi pada umumnya. Sistem ini bervariasi tergantung dengan jenis tugas yang diberikan kepada kelompok, ukuran kelompok yang bisa menggunakan sistem, dan kemungkinan seorang fasilitator yang terlatih butuh menambah GPSS.
Interaksi grup yang berbasis teknologi memunculkan sebuah teori yaitu teori structural adaptif. Munculnya teori ini dikarenakan adanya perubahan pad individu dalam penggunaan internet sebagai media penunjang kerja. Dahulu individu yang memilih dan menggunakan teknologi berdasarkan kebutuhannya. Namun, saat ini bukan lagi individu yang mengatur penggunaan teknologi tapi teknologi lah yang mengatur individu tersebut terutama dalam hal dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga membuat perubahan pada kelompok sejak menggunakan teknologi
Penggunaan media untuk berbagai jenis interaksi oleh individu memunculkan model kehadiran sosial yang dipelopori oleh Short et al. (1976) . Model ini dimunculkan untuk memprediksi penggunaan media sesuai dengan fungsi kerja yang dibutuhkan oleh individu dalam berinteraksi dan untuk menyelesaikan tugasnya. Secara khusus, mereka meramalkan bahwa individu akan menghindari media tertentu yang dianggap tidak menyediakan interaksi dalam kehadiran sosial yang cukup tinggi.
Kekayaan media pada komunikasi dalam organisasi menghadirkan sebuah model pengaruh sosial. Interaksi sosial di tempat kerja akan membentuk penciptaan makna bersama yang menjadi dasar bagi pola bersama pemilihan media. Hal ini akan berpengauh pada persepsi penggunaan media yang sangat penting karena mempengaruhi bagaimana individu memandang dan menggunakan teknologi.
Dalam organisasi, interaksi secara langsung atau tatap muka dan interaksi melalui komputer mempengaruhi proses sosial dan psikologis, yang berdampak pada penyelesaian tugas. Interaksi kelompok dan kinerja sangat dipengaruhi oleh jenis dan kesulitan tugas yang dilakukan oleh kelompok, dan teknologi berpengaruh pada tindakan dan kinerja kelompok yang berinteraksi dengan jenis tugas.
Banyak studi yang mengatakan bahwa kelompok-kelompok yang berkomunikasi melalui komputer berperforma lebih baik dibandingkan kelompok berinteraksi tatap muka. Hal ini dikarenakan kelompok komputer menghasilkan lebih banyak ide kualitas yang lebih tinggi pada tugas-tugas generasi ide. Sementara kelompok tradisional cenderung memiliki produk-produk berkualitas pada tugas-tugas intelektif dan negosiasi. Penelitian longitudinal yang membandingkan dampak komputer yang dimediasi dan komunikasi tatap muka yang dari waktu ke waktu telah memberikan perbedaan yang signifikan dalam kaitannya dengan kinerja anggota kelompok. Penelitian itu telah menunjukkan bahwa komunikasi yang dimediasi menghambat proses interaksi dan kinerja kelompok, anggota kelompok yang bekerja melalui komputer merasa kurang terhubung satu sama lain pada awalnya, tapi seiring berjalannya waktu, anggota kelompok yang dimediasi komputer mengungkapkan perasaan yang positif tentang satu sama lain yang diperkirakan oleh anggota lain.
Perkembangan teknologi digital secara dramatis mengubah sifat bekerja dalam kelompok. Teknologi memiliki potensi untuk memberikan banyak manfaat bagi kelompok-kelompok dengan menghubungkan orang yang memiliki tujuan yang sama dan kepentingan tetapi dipisahkan dalam ruang dan waktu. Mereka dapat memungkinkan organisasi untuk mengembangkan tim yang efektif dari pekerja yang didistribusikan secara geografis. Teknologi baru memiliki suatu potensi untuk memelihara sebuah tim dengan menghubungkan para anggota tidak hanya untuk satu sama lain tetapi juga untuk sejumlah besar repositori pengetahuan internal dan eksternal.

0 komentar:

Posting Komentar